watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Akibat Salah Sambung

Untuk menyelesaikan tugas kuliah, aku harus
meminjam buku dari teman. Tapi, sayang
bukunya sedang dipinjam oleh teman
ceweknya. Dia menyarankan untuk menelepon
temannya, siapa tahu sudah selesai. Dia lalu
memberi nomor telepon, kucatat dan langsung
aku menelponnya.
telepon diangkat, suara cewek menyapa dari
seberang sana. Waktu kutanya nama teman
tersebut, dijawab tidak ada. Rupanya salah
sambung. Entah temanku yang salah memberi
nomor, atau aku yang salah catat. Yang pasti,
karena aku merasa cewek penerima telepon itu
tidak mau terburu-buru memutuskan
hubungan, aku juga tidak langsung menutup
telepon. Pendek kata, terjadilah perkenalan dan
dialog yang cukup panjang. Aku jadi tahu dia
tinggal di daerah Lebak Bulus bersama
pembantu, adik perempuan dan anak ceweknya.
Erni, begitu namanya, berumur 36 tahun, dan
sudah lama menjanda.
Telepon salah sambung itu berlanjut dengan
pertemuan. Sebab, Erni bilang lebih nikmat kalau
kita ngobrol langsung, jadi dia memintaku
datang ke rumahnya, saat itu juga. Tidak peduli
dengan tugas kuliah, buru-buru aku tancap gas
ke Lebak Bulus. Sampai di sana Erni sudah
menyambutku, cuma memakai daster, seperti
yang tadi dia bilang di telepon.
Setelah berkenalan, Erni mengajakku masuk ke
ruang tamu. Dia bertanya, aku mau minum
apa?, Seperti biasa, aku minta kopi. Sambil
menunggu Erni membuat kopi, aku
memperhatikan suasana rumah. Di ruang
tengah yang bersebelahan dengan ruang tamu
cuma ada pembantunya sedang asyik nonton
TV bersama adik perempuannya.
Tidak lama Erni keluar membawa secangkir kopi
panas. Waktu meletakkan cangkir kopi di meja,
badannya membungkuk, dan karena dia tidak
memakai BH, tanpa tedeng aling-aling aku
menyaksikan dua gunung putih indah
tergantung di dadanya, seperti mau jatuh ke
lantai. Tapi tidak lama, karena dia segera berdiri
dan langsung duduk. Kami lalu ngobrol akrab
meneruskan omongan di telepon tadi. Di tengah
pembicaraan, aku memintanya untuk
mengambilkan segelas air putih karena leherku
terasa kering. Mungkin karena selama ngobrol
aku terus-terusan membayangkan payudaranya
yang indah. Apalagi, pembicaraan mulai
mengarah kesana.
Sekali lagi, waktu meletakkan gelas di meja, aku
menyaksikan keindahan "buah menggelantung"
di dadanya. Kali ini aku tidak tahan lagi.
"Sebenernya sih sekarang yang paling nikmat
minum susu, tapi adanya cuma air putih...",
kataku.
Dia langsung sadar apa yang terjadi. Refleks
tangannya menutupi dasternya. Sambil senyum
dia berkata, "Susunya ada, tapi cuma buat Ingrid
(nama anaknya)..."
Aku makin berani, "Kalo gitu, aku mau pinjem
sama Ingrid, pasti diberi, Mana dia?"
Rupanya si gadis cilik sudah tidur. Aku makin
nekat dan memaksa, "Tolong bangunin deh, aku
ngomong sebentar mau pinjem botol susunya,
nanti dia juga tidur lagi..."
Erni tertawa, tapi tampaknya tahu kalau aku
sudah bernafsu kepadanya. Tidak lama
kemudian, dia pindah duduk ke sampingku.
Lalu bicara pelan seperti berbisik, "Beneran mau
pinjem sama Ingrid?".
Aku menggangguk dan langsung berdiri. Dia
juga berdiri dan mengajakku masuk. Di ruang
tengah cuma ada adik perempuannya sendirian
asyik nonton TV sambil tiduran di karpet.
Pembantunya rupanya sudah tidur duluan.
Erna, begitu nama adik Erni, sudah menikah,
belum mempunyai anak, tapi sedang pisah
ranjang dengan suaminya. Dia lebih cantik dan
seksi dibanding Erni. Apalagi dengan busananya
malam itu, singlet tipis tanpa BH memperlihatkan
putingnya dan short super pendek yang
memamerkan keputihan, kemulusan, dan
kepadatan pahanya. Erna tidak kelihatan risih,
atau berusaha menutupi bagian tubuhnya yang
terbuka, waktu diperkenalkan kepadaku.
Erni kemudian menarik lenganku untuk
mengikutinya sambil bicara kepada Erna,
"Pintunya jangan lupa dikunci ya...". Yang
menakjubkan, Erni bukannya mengajakku ke
kamar Ingrid, anaknya, tapi malah masuk ke
kamarnya yang agak berantakan. Sebuah
ranjang ukuran king size seperti menanti
kedatangan kita. Tanpa basa-basi lagi, aku cium
Erni. aku jilatin kuping dan lehernya. Sementara
tanganku memeluk pantatnya keras-keras sambil
ngeremas-remas. Tanganku yang satu lagi
langsung menelusup ke balik dasternya untuk
meremas-remas payudaranya. Erni tertawa kecil
melihatku sudah begitu bernafsu. Dia segera
mencopot daster dan CD-nya, lalu membantuku
melepaskan pakaian.
Setelah sama-sama polos, dia menarikku ke atas
ranjang. Tanpa memberi kesempatan sedikit
juga, dia langsung menindihku. Dengan gerakan
yang sangat agresif dan berpengalaman dia
mencium habis bibirku, menjilati badanku,
sementara liang kewanitaannya digesek-gesek
naik-turun di atas penisku. Asyik benar. Apalagi
jilatannya benar-benar yahud. Dari leher, dada,
terus turun sampai ke selangkangan. Bijiku
dijilatin, terus ditelen dan disedotnya dengan
lembutnya. Lubang pantatku juga dijilatin habis.
Dan tentu saja, penisku jadi santapan utamanya.
Mula-mula dijilatin bagian bawahnya, terutama
pada lipatan di bawah kepala penis. Setelah itu
dia masukkan penisku ke dalam mulutnya,
mula-mula cuma kepalanya, batangnya, terus
dimasukkan lagi sampai mentok di
kerongkongannya. Lalu dia kulumnya penisku
seperti anak kecil makan es lilin.
Diservis begitu rupa, aku tidak cuma tinggal
diam. Tanganku gerayangan ke sana kemari,
melakukan serangan balik. Mula-mula cuma
mengelus-elus punggung dan pahanya. Terus
ngeremas-remas payudaranya. Pindah lagi ke
liang kewanitaannya. Sampai-sampai dia yang
awalnya seperti 'mau menang sendiri' menjadi
pasrah, membiarkan posisi badannya kuputar.
Sambil terus menjilati dan menyedot penisku,
kaki Erni sekarang seperti menjepit kepalaku.
Berarti, kemaluannya yang berbulu agak jarang
tapi kelihatan sangat tebal itu menantang di
depan mataku. Tanpa buang-buang waktu,
kujilat lubang kenikmatan itu. Dan itulah rupanya
titik terakhir pertahanan Erni.
Belum terlalu lama aku melahap bibir
kewanitaannya, Erni tiba-tiba berubah menjadi
seperti kuda liar nan ganas. Dengan penuh birahi
dia memberikan kenikmatan seks yang luar
biasa. Dia begitu ganas memberi rangsangan di
sekujur badanku. Dia juga begitu agresif
menancapkan lubang senggamanya ke penisku.
Dan dia sungguh liar ketika menggoyang-
goyangkan pantatnya turun-naik, diputar ke kiri
ke kanan, turun-naik..., penisku terasa dikucek-
dikucek, dibilas dan diperas--seperti (mungkin)
kalau dimasukkan ke dalam lubang mesin cuci.
Permainan seks yang betul-betul heboh itu
berakhir dengan semprotan spermaku di dalam
mulut Erni. Setelah istirahat sebentar, ronde
kedua dimulai. Kali ini berlangsung jauh lebih liar
lagi, sampai badanku dan dia penuh bekas
gigitan dan cakaran. Setelah ronde kedua
berakhir, Erni keluar kamar dan masuk lagi diikuti
Erna adiknya yang rupanya sudah ketiduran di
depan TV. Dengan wajah tidak peduli, seperti
tidak ada sesuatu yang luar biasa, Erna
merebahkan diri di atas ranjang, persis di
sampingku yang masih bugil dan salah tingkah
karena tidak tahu mesti berbuat apa. Erna cuma
tersenyum melihatku, kemudian membalikkan
badan sambil memeluk guling yang dibawanya,
dan meneruskan tidurnya.
Terus terang, diam-diam, aku sebenarnya pingin
benar menyetubuhi Erna. Tapi bagaimana
dengan Erni yang tanpa sepotong benang di
badannya mendekatiku, langsung menindih,
memeluk dan mencium leherku?
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/775
U-ON

inc Powered by Xtgem.com